Senin, 27 Juli 2009

Liliopsida subkelas Arecidae

DIVISI MAGNOLIOPHYTA
Kelas Liliopsida
Subkelas Arecidae

A. Tujuan praktikum
1. Untuk menemukan perbedaan ciri khusus antara kelas Liliopsida dengan kelas Magnoliopsida
2. Untuk menemukan ciri-ciri Familia-familia dalam Subkelas Arecidae
3. Untuk menentukan tingkat kemajuan/keprimitipan antar familia dalam subkelas Arecidae

B. Pelaksanaan Kegiatan Praktikum
Hari : Rabu , 29 April 2009
Waktu : 09.30 -12.00
Tempat : Laboratorium Struktur Tumbuhan FPMIPA UPI

C. Landasan teori
Kelas Liliopsida sebagian besar berupa tumbuhan herba dan hanya sedikit yang berkayu, tidak berkambium dan pembuluhnya tersebar, sistem perakarannya adalah perakaran primitif adventitif, daun pada umumnya dengan pertulangan sejajar atau linier, kecuali pada Familia Arecaeae pertulangan daunnya menjala, helaian daun seringkali berukuran kecil, dengan tangkai yang pendek dan ada pelepah, bagian-bagian bunga pada umumnya kelipatan 3, jarang kelipatan 2 atau 4, embrio biji mempunyai satu kotiledon.
Kelas Liliopsida terdiri dari 5 subkelas, 19 ordo, 65 familia dan kurang lebih 50.000 species ( Conqruist, 1981 : 1032 ). Secara evolusioner, tidak ada satu subkelas yang merupakan dari subkelas lainnya . walaupun Alismatidae mempunyai ciri-ciri bunga yang primitif, namun Alismatidae bukanlah merupakan nenek moyang dari subkelas yang lainnya.
Para ahli umumnya sependapat bahwa Monocotyledonae berkembang dari Dicotyledonae yang primitif. Oleh karena itu Monocotyledonae muncul lebih belakangan dibandingkan Dicotyledonae, ada beberapa ciri Monocotyledonae yang menguatkan bahwa Monocotyledonae lebih maju dibandingkan Dicotyledonae, yaitu jumlah kotiledon hanya 1, pertulangan daun yang sejajar, tidak ada kambium dan sistem perakaran adventitif, kelima subkelas anggota Liliopsida antara lain, Alismatidae, Arecidae, Commenlinidae, Zingiberidae dan Liliidae.
Pada praktikum ini akan membahas salah satu subkelas dari kelas Liliopsida yaitu Arecidae. Subkelas Arecidae merupakan Liliopsida yang mempunyai habitus bervariasi , ada yang herba, semak, bahkan pohon. Duduk daun dengan pola tersebar namun ada juga yang roset akar maupun roset batang, bunga pada umumnya berukuran kecil dalam perbungaan spadiks dan ditutupi oleh spatha, perhiasan bunga pada umumnya berukuran kecil dan tidak bisa dibedakan anatara kaliks dan korolla.
Subkelas ini terdiri atas 4 ordo, 5 familia dan kurang lebih 5.600 species ( Conqruist, 1981 : 1077 ) . keempat ordo anggota subkelas Arecidae yaitu, Arecales, Cycanthales, Pandanales dan Arales. Untuk ordo yang akan dibahas pada praktikum ini akan diurutkan tingkat kemajuan dan keprimitifannya sesuai dengan kajian literatur yaitu ordo Arecales yang diwakili oleh familia Arecaeae, ordo Arales diwakili oleh familia Araceae. dan ordo Pandanales diwakili oleh familia Pandanaceae.
Familia Arecaeae merupakan familia yang habitusnya berupa semak, pohon atau liana dengan batang sangat pendek hampir tidak ada, atau tinggi besar, ada yang langsing panjang dan bersifat lentur, biasanya tidak bercabang, seringkali penuh dengan dengan sisa-sisa tangkai daun yang lebar berbentuk upih yang tidak gugur, akar pertama yang berasal dari lembaga segera hilang dan diganti dengan akar-akar yang sama besar yang keluar dari pangkal batang, daun tunggal, bercangap, berbagi atau majemuk dengan susunan tulang-tulang menjari atau menyirip, biasanya besar, panjangnya dapat mencapai beberapa meter, tersusun sebagai roset batang atau roset akar, pada jenis-jenis yang memanjat, tersebar dalam kuncup, daun berlipat bila telah berkembang biasanya berujung tajam, tepi atau ibu tulang berduri . tangkai daun ke pangkal melebar menjadi upih yang membalut batang atau setidak-tidaknya menyerupai upih dan kadang-kadang lama tidak mau lepas dari batang, bunga kecil , banci atau karena adanya reduksi salah satu alat kelaminya menjadi berkelamin tunggal, berumah satu atau berumah dua, kadang-kadang poligam, tersusun dalam bunga majemuk yangbersifat seperti malai, biasanya dengan ibu tangkai bunga yang menebal, yang keseluruhanya membentuk yang disebut bunga tongkol. Karangan bunga itu jarang terdapat pada ujung batang, tetapi biasanya diketiak-ketiak daun atau pada batang dibawah roset daun, kebanyakan diselubungi oleh daun pelindung yang disebut seludang bunga, seludang bunga banyak atau sedikit, seperti belulang atau seperti membran. Hiasan bunga ganda, berupa 3 daun kelopak yang terpisah-pisah atau berlekatan dengan susunan seperti genting atau kutub-kutub, dalam bunga jantan biasanya tersusun seperti katup-katup dalam bunga betina seperti genting. Benang sari biasanya 6, tersusun dalam 2 lingkaran, jarang lebih dari 6 ( 3- banyak ) atau hanya 3, bebas satu dari yang lain atau berlekatan, kepala sari beruang 2, membuka dengan celah membungkus, serbuk sari dengan permukaan yang licin jarang berduri, bakal buah menumpang, dalam bunga jantan tidak ada atau terduksi, beruang 1-3, jarang beruang 4-7. Tiap ruang berisi 1 bakal biji, kadang dalam bakal buah yang beruang 3 hanya terdapat 1 bakal biji yang sempurna perkembangannya. Buahnya buah buni atau buah batu, beruang 1-2, atau dengan daun-daun buah yang jelas batas-batasnya, biji dengan endosperm dan lembaga yang kecil.
Familia Arecaceae diwakili oleh tanaman Areca catechu ( Pinang )
Areca catechu









Familia Araceae merupakan familia yang habitusnya berupa terna dengan getah yang cair atau seperti susu, pahit. Dalam tanah mempunyai rimpang yang memanjang atau seperti umbi, kadang-kadang memanjat, jarang dengan batang berkayu, daun biasanya tidak banyak , kadang-kadang baru berbentuk setelah keluar bunga , tunggal atau berbagi sampai majemuk, kebanyakan tersusun sebagai roset akar atau tersebar pada batang atau bersilang dalam 2 baris, helaian bangun jantung atau perisai sering tombak atau anak panah , dengan tangkai yang pada pangkal berubah menjadi upih daun yang seringkali tipis seperti selaput. Bunga kecil, dalam jumlah yang besar tersusun sebagai bulir atau tongkol yang mempunyai seludang, sering berbau tidak sedap, bunga banci atau berkelamin tunggal , bunga yang banci sering sama, yang berkelamin tunggal pada tongkol teratur sedemikian rupa sehingga bunga jantan terdapat dibagian atas tongkol dan bunga jantan betina dibagian bawahnya. Bunga yang banci mempunyai perhiasan bunga yang terdiri 4-6 segmen atau berlekatan membentuk badan seperti piala, bunga yang berkelamin tunggal tanpa hiasan bunga, benang sari 2-4-8. Berhadapan dengan segmen-segmen hiasan bunga, kepala sari membuka dengan celah atau liana, bebas atau bersatu menjadi satu massa, pada bunga betina sering terdapat benang sari–benang sari yang mandul, bakal buah menumpang atau tenggelam dalam tognkol, beruang 1-banyak, dengan sedikit sampai banyak bakal biji dalam tiap ruangnya , tangkai putik atau kepala putik bermacam-macam bentuk dan susunannya , buahnya buah buni, berisi 1-banyak biji, yang mempunyai endosperm dengan lembaga ditengahnya atau tanpa endosperm dengan lembaga yang bengkok.
Familia Araceae diwakili oleh tanaman Colocasia esculenta ( Talas )
Colocasia esculenta








Familia Pandanaceae merupakan familia yang habitusnya berupa semak, perdu atau pohon dengan batang yang besar dan rumbuh tegak , bercabang-cabang , atau berupa liana dengan batang-batang memanjat, pada pangkal batang terdapat akar tunjang, kadang-kadang akar keluar dari bagian batang yang lebih tinggi , bahkan dari cabang-cabangnya, daun sempit, panjang, bangun pita dengan tepi berduri kecil-kecil tajam, duri kadang-kadang juga pada sisi punggung ibu tulangnya, tersusun dalam garis spiral ( spirotich ) yang biasanya ada 3, bunga berkelamin tunggal , telanjang tersusun sebagai bunga tongkol yang bersifat majemuk, terdapat pada ujung batang atau dalam ketiak daun-daun pelindung yang besar, seringkali berwarna, bunga jantang dengan atau tanpa putik yang rudimeter, mempunyai banyak benang sari yang terdapat pada sumbu bunga pendek atau panjang, tangkai sari bebas atau berlekatan , kepala sari tegak terdiri atau 2 ruang sari yang masing-masing dapat terbagi lagi dalam ruang-ruang yang lebih kecil . bunga betina tanpa benang sari mandul atau bila ada kecil dengan posisi yang hipogin. Bakal buah menumpang, beruang satu . bebas atau berlekatan dengan bakal buah di dekatnya membentuk kelompok-kelompok bakal buah dengan kepala putik yang menjadi satu atau tetap terpisah-pisah . duduk langsung pada bakal buah atau pada tangkai putik yang pendek , buahnya buah batu atau menyerupai buah buni, terkumpul menjadi buah ganda , biji kecil , mempunyai endosperm berdaging dan lembaga yang kecil.
Pada familia ini diwakili oleh tanaman Pandanus amboinensis ( Pandan gunung ).
Pandanus amboinensis










D. Alat dan Bahan

Alat :
1. Mikroskop Monokuler
2. Mikroskop Binokuler / Lup
3. Gelas objek dan penutupnya
4. Jarum / Jara
5. Silet yang tajam

Bahan : ( Spesimen yang diamati )

1. Areca catechu ( Pinang )
2. Veitehia merilii
3. Pandanus fulcatus
4. Spathypyllum wallini
5. Anthurium andracanum
6. Celocasia esculenta
E. Cara kerja
1. Mengamati spesimen tumbuhan yang berasal dari satu familia, kemudian amati secara bergantian untuk setiap karasteristik.
2. Mengamati batangnya , apakah berkayu atau tidak , apabila batang berkayu , termasuk tipe apakah habitusnya ? amati pula pola percabangannya
3. Mengamati daun yang mencakup jenis daun, pertulangan daun dan duduk daun, apabila memungkinkan amati pula tipe stomatanya
4. Mengamati secara rinci srtuktur alat perkembangbiakannya , untuk itu perhatikan tipe perbungaan , jenis kelamin tumbuhan, jumlah dan keadaan perhiasan bunga , jumlah dan keadaan stamen, jumlah dan keadaan pistilum, kelamin bunga dan jenis buah, apabila memungkinkan amati pula polen dengan menggunakan mikroskop
5. Menggunakan mikroskop, untuk mengamati sayatan melintang dan membujur serta ovarium agar dapat mengamati tipe plasenta dan perlekatan karpel.
6. Menyajikan hasil pengamatan dalam lembaran pengamatan dan beri skor untuk tiap karakter sesuai dengan kriteria pengskoran menurut skala filogenetik.
7. Selanjutnya, menyajikan hasil pengamatan dengan menggunakan sistem Analisis Fenetik


F. Hasil pengamatan
Hasil pengamatan akan disajikan dalam bentuk tabel seriasi ( skala filogeni ) dan Taxonomi Numerik ( Analisis Fenetik ) sebagai berikut .


Kriteria Pandanaceae Arecaeae Araceae
Pandanus fuliatus skor Areca catechu skor Vertehia merilii skor Spathypyllum wallini skor Anthurium andracanum skor Celocasia esculenta skor
Habitus
Pola percabangan
Jenis daun
Duduk daun
Pertulangan daun
Perbungaan
Jenis kelamin
Calix / Corolla
Stamen
Pistilum (karpel)
Ovarium
Simetri bunga
Kelamin tumbuhan
Pelekatan karpel
Jenis buah
Tipe plasenta
Umur tumbuhan
Skor

 Tabel seriasi ( Skala Filogeni )




 Analisis Fenetik
Hasil pengamatan dengan tahap – tahap dalam sistem Analisis Fenetik sebagai berikut .
 Tahap memilih Unit-unit
Tahap memilih species yang akan diamati dengan memberikan kode ( inisial ). Adapaun species terpilih yaitu :
A. Areca catechu ( Pinang )
B. Veitehia merilii
C. Pandanus fulcatus
D. Spathypyllum wallini
E. Anthurium andracanum
F. Celocasia esculenta

 Tahap memilih Karakter ( Tabel hasil pengamatan )
Tahap pemilihan karakter yang paling spesifik ( Khusus ) adapun karakter terpilih yaitu :
1. Herba ( Habitus )
2. Simpodial ( Pola percabangan )
3. Daun tunggal berbagi sampai ibu tulang daun ( Jenis daun )
4. Brachodromous ( Pertulangan daun )
5. Monoecous ( Kelamin tumbuhan )
6. Basalis ( Tipe plasenta )
7. Biseksual ( Jenis kelamin )
8. Buah majemuk ( Jenis buah )
9. Tahunan ( Umur tumbuhan )
10. Roset ( Duduk daun )

 Tahap menghitung Indeks kesamaan ( Matriks kesamaan )
Karakter Taxa
A B C D E F
1 - - - + + +
2 - - + + + +
3 + + - - - -
4 - - - + + +
5 + + - + + +
6 + + + - - +
7 + + - + + -
8 - - + - - -
9 + + + - - -
10 + + - + + +
Tahap mencari kesamaan karakter antar species.









 Tahap pembentukan Kelompok ( Clastering )

A B C D E F

A


B

100

C

40
40

D

40
40
20

E

40
40
20
100

F

40
40
40
80
80












Catatan : Jika belum tersusun indeks kesamaan dari tertinggi sampai yang terendah, maka buat kembali matriks kesamaan hingga tersusun indeks kesamaannya dari tinggi ke rendah.

A B D E F C

A


B

100

D

40
40

E

40
40
100

F

40
40
80
80

C

40
40
20
20
40













 Tahap membuat Fenogram



100


60
50

32

0





































































Analisis Fenetik merupakan salah satu pendekatan untuk menentukan kekerabatan suatu tumbuhan yang didasarkan pada kesamaan karakter atau ciri , memiliki tahapan sebagai berikut .